DESA MOJOPUROWETAN
Ada yang menyebut nama Mojopuro diambil dari nama Kyai Mojowulung seorang ulama penyebar agama Islam di desa Mojopurowetan dan sekitarnya. Ada juga yang menyebut nama Mojopuro berasal dari kata “Muja Pura”. Bahkan konon sebelum nama Mojopuro popular di masyarakat sebelumnya bernama desa Maspunten (emas berlian). Semua jika hubung-hubungkan dengan peninggalan-peninggalan yang ada di desa Mojopurowetan saai ini memang ada kaitannya.
Alkisah sebelum masuknya islam di Pulau Jawa, Mojopurowetan adalah daerah komunitas Agama Hindu. Bukti sejarah terdapatnya dua arca Dwarapala (konon terbesar di Indonesia) terdapai di desa ini. Satu sudah hancur dan satu lagi masih utuh dan “diambil” tim purbakala dan saat ini ditempatkan di musium Trowulan, Mojokerto.
Luas wilayah desa Mojopurowetan 196,624 ha dan terletak ditengah-tengah lintasan kecamatan Bungah dan kecamatan Dukun. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Melirang dan sebelah Barat berbatasan dengan desa Mojopurogede. Sedang bagian Selatan Berbatasab dengan Kabupaten Lamongan yang dibelah Sungai Bengawan Solo sedang bagian Utara berbatasan dengan wilayah kecamatan Dukun.
Penduduk Mojopurowetan berjumlah 2.863 jiwa atau 471 KK dan bermatapencaharian terbagi dibeberapa sector seperti petani tambak dan petani kebun, pedagang, buruh tani, buruh pabrik, peternak ayam potong dan sebagian berprofesi sebagai pegawai swasta atau pegawai negeri dan wiraswasta. Tidak ada yang dominan dalam angka matapencahariannya. Hingga tidak bisa disebutkan sebagian besar, tapi rata-rata. Tahun 2005 desa Mojopurowetan masuk dalam klasifikasi desa merah. Sebab dari 471 KK, 352 KK masuk dalam katagori prasejahterah
PRODUK UNGGULAN DESA MOJOPUROWETAN:
1. Lontong
2. Krupuk Tayamum
Kerupuk Tayamum
NARASUMBER :
Nama : H. M. Chulalan Abd. Halim
Umur : 55 Tahun
Jabatan : Kepala Desa